Bagi kalian yang sedang belajar mendalami WordPress self hosted, pasti kalian akan menemukan saat di mana kalian harus belajar membuat sebuah child theme. Child theme sendiri adalah theme yang mewariskan sifat asli dari parent theme. Untuk penjelasan lebih lanjut, berikut adalah penjelasan mengenai Cara Membuat Child Theme pada WordPress.
Pendahuluan
Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, child theme adalah tema yang mewariskan sifat asli dari parent theme. Child theme ini biasanya digunakan jika kalian akan mengedit tema kalian. Kalian akan membutuhkan child theme di saat kalian ingin menambahkan sebuah fungsi atau potongan kode yang berada di file asli tema yang kalian gunakan.
Kenapa harus menggunakan child theme?
Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan sebelum menggunakan child theme. Jawabannya adalah, jika kalian mengedit file asli tema kalian — misalkan pada bagian footer.php
, kode yang kalian edit atau yang kalian tambahkan akan hilang dan kembali lagi seperti aslinya.
Contoh Kasus
Edit footer.php
Saya contohkan sebagai berikut. Pada beberapa kasus, banyak pengguna WordPress self hosted ingin mengubah text copyright yang sudah ada pada tema yang digunakannya, sehingga pengguna tersebut membuat sebuah potongan kode html yang diselipkan pada bagian footer.php
. Hal tersebut memang benar bisa dilakukan, tetapi jika tema tersebut mendapatkan update dari developernya, potongan kode html yang tadi diselipkan tersebut akan hilang karena file footer.php
akan kembali seperti pada kondisi awalnya.
Edit File CSS
Contoh lainnya adalah di saat kalian ingin menambahkan potongan kode css untuk memberikan sentuhan pribadi pada tampilan situs kalian. Dengan menggunakan child theme, kalian mempunyai 1 file stylesheet style.css
yang dapat kalian gunakan untuk menambahkan potongan kode-kode css.
Menambahkan Potongan Kode dari Webmaster
Saat kalian mendaftarkan situs kalian ke salah satu webmaster seperti Google Webmaster misalnya, kalian akan diberikan sebuah potongan kode yang harus diselipkan di bawah tag <head>
. Saya jumpai di beberapa forum WordPress pertanyaan yang sama selalu muncul, contohnya adalah:
“Di mana saya harus mencari tag
<head>
tersebut?”
Atau;
“Di mana letak file
header.php
?”
Sebenarnya, hanya dengan mencari file tersebut melalui halaman Editor pada dashboard WordPress atau mencari file tersebut dengan membuka file dari tema yang kalian gunakan, hal tersebut sudah terjawab dengan mudah. Tetapi jika kalian langsung menambahkan potongan kode yang kalian dapatkan pada file header.php
, potongan kode tersebut akan hilang saat tema kalian di update.
Dari beberapa contoh kasus di atas, solusinya adalah menggunakan child theme. Dengan menggunakan child theme, kode-kode yang kalian tambahkan atau fungsi yang kalian buat akan tetap ada walaupun tema kalian di update.
Terdapat 2 cara dalam membuat child theme pada WordPress. Pertama secara manual dan kedua dengan menggunakan plugin. Saya sendiri merekomendasikan menggunakan plugin karena dapat dilakukan dengan mudah bahkan untuk para pemula sekalipun. Selain itu, setelah membuat child theme, kalian dapat menghapus plugin tersebut agar tidak memberatkan situs kalian.
Cara Membuat Child Theme pada WordPress
Pertama, silakan kalian install dan aktifkan plugin Child Theme Creator by Orbisus. Kalian bisa download secara mandiri pada halaman https://wordpress.org/plugins/orbisius-child-theme-creator/
atau klik pada tautan berikut.

Kemudian, pada halaman dashboard WordPress kalian pilih Appearance > Orbisus Child Theme Creator sehingga seperti gambar di bawah ini.

Pilih tema kalian yang ingin kalian buat child theme-nya, kemudian beri tanda checklist pada pilihan Switch theme to the new theme after it is created. Lalu klik, Create Child Theme.
Kalian akan mendapatkan notifikasi “Child theme created and switched“, klik Continue.
Kemudian, kalian akan diarahkan pada halaman Appearance > Theme dan dapat kalian lihat child theme kalian sudah berhasil dibuat dan diaktifkan.
Jika kalian membuka halaman Appearance > Editor, kalian akan melihat 4 file saja. header.php
, functions.php
, footer.php
dan style.css
. Kalian dapat menggunakan file-file tersebut untuk mengedit tema kalian.

Jadi, itulah penjelasan mengenai Cara Membuat Child Theme pada WordPress dan Penjelasannya. Jika kalian mengalami kesulitan, jangan sungkan untuk menanyakannya kepada kami melalui komentar di akhir artikel. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih.
Leave a Reply